SPPA4 Pelaksanaan PA

B. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Berdiferensiasi pasca Asesmen Awal

Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Berdiferensiasi pasca Asesmen Awal perlu dilakukan

Tujuan dari diferensiasi ini adalah agar setiap anak dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Berdiferensiasi pasca Asesmen Awal


Pendidik dan satuan pendidikan dapat memilih strategi pembelajaran sesuai dengan tahap capaian peserta didik dari tiga alternatif pilihan di atas maupun merancang sendiri pendekatan yang akan digunakannya.

Namun demikian, hal penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan pembelajaran terdiferensiasi menurut kesiapan peserta didik tersebut adalah bahwa pengelompokan peserta didik berdasarkan capaian atau hasil asesmen tidak mengarah pada terbentuknya persepsi tentang pengkategorian peserta didik ke dalam kelompok yang “pintar” dan tidak.

Terbentuknya kelompok “unggulan” hingga kelompok yang dinilai paling rendah kemampuannya dapat menyebabkan diskriminasi terhadap peserta didik.

Mereka yang ditempatkan pada kelompok yang paling marginal akan cenderung menilai diri mereka sebagai individu yang tidak memiliki kemampuan untuk belajar sebagaimana teman- temannya yang lain.

Demikian pula pendidik sering tanpa sadar memiliki harapan atau ekspektasi yang rendah terhadap peserta didik yang sudah dianggap kurang berbakat atau kurang mampu secara akademik.

Akibatnya, mereka akan terus terpinggirkan.

Strategi Pengelompokan Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Berdiferensiasi

Untuk menghindari dampak negatif sebagaimana dijelaskan di atas, hal yang dapat dilakukan ketika mengelompokkan peserta didik untuk keperluan pembelajaran terdiferensiasi sesuai dengan tahap capaian peserta didik, antara lain sebagai berikut.

1. Kelompok Kecil

  • • Pembelajaran dalam kelompok kecil adalah metode yang biasa dilakukan peserta didik. Ada kalanya pendidik membagi kelompok berdasarkan minat (misalnya, kesamaan minat permainan olahraga dalam mata pelajaran PJOK), melakukan pengamatan atau eksperimen dalam mapel IPA secara berkelompok yang ditetapkan secara acak oleh pendidik, dan sebagainya sehingga pengelompokan berdasarkan kemampuan akademik dalam suatu pertemuan adalah hal yang biasa.

2. Berdasarkan Kemampuan

  • • Pengelompokan berdasarkan kemampuan berubah sesuai dengan kompetensi yang menjadi kekuatan peserta didik, tidak permanen sepanjang tahun atau semester, dan tidak berlaku di semua mata pelajaran. Misalnya, di mata pelajaran bahasa Indonesia peserta didik A tergabung dalam kelompok yang masih butuh bimbingan, tetapi pada pelajaran IPA peserta didik A tergabung dalam kelompok yang sudah mahir.

3. Tantangan bagi yang Mahir

  • • Bagi peserta didik yang sudah mahir perlu dipikirkan bentuk-bentuk tantangan yang lebih beragam, menjadi tutor sebaya bisa menjadi salah satu opsi, namun perlu dipikirkan bahwa tidak semua siswa memiliki kompetensi mengajar dan tanggung jawab memfasilitasi tetap sepenuhnya ada di pendidik.

4. Peran Peragam

  • • Perlu ada peran-peran beragam yang bisa dipilih oleh peserta didik untuk memperkaya atau mendalami kompetensi yang dibangun. Misalnya, di awal tahun ajaran pendidik mengajak peserta didik berdiskusi mengenai peran-peran apa yang dibutuhkan, setiap peran bisa diambil oleh peserta didik secara bergantian.

Dalam proses pembelajaran, salah satu diferensiasi yang dapat dilakukan pendidik adalah diferensiasi berdasarkan konten/ materi, proses, dan/atau produk yang dihasilkan peserta didik.

Sebagai contoh, ketika mengajarkan materi tertentu, peserta didik yang perlu bimbingan dapat difokuskan hanya pada 3 (tiga) poin penting saja,

sementara untuk peserta didik yang sudah cukup memahami materi dapat mempelajari seluruh topik; dan peserta didik yang mahir dapat melakukan pendalaman materi di luarmateri yang diajarkan.

Begitu juga dengan tagihan atau produk, peserta didik yang perlu bimbingan dapat bekerja kelompok dengan mengumpulkan satu lembar hasil kerja, sementara untuk peserta didik yang cukup mahir dapat mengumpulkan 5 (lima) lembar hasil kerja mandiri, dan peserta didik yang sudah mahir dapat mempresentasikan hasil kerja menggunakan power point dengan dilengkapi gambar dan grafis.