A.2. Cara mengolah Tujuan Pembelajaran menjadi Nilai Akhir di Kurikulum Merdeka
Pengolahan Hasil Asesmen Kurikulum Merdeka dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif terhadap hasil asesmen. Termasuk dalam mengolah capaian tujuan pembelajaran menjadi nilai akhir di kurikulum merdeka.
Daftar Isi
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum Merdeka menjelaskan bagaimana cara mengolah capaian pembelajaran menjadi sebuah nilai akhir yang bisa jadi dasar nilai rapor.
Mengolah capaian tujuan pembelajaran menjadi nilai akhir
Capaian tujuan pembelajaran peserta didik menjadi bahan yang diolah menjadi nilai akhir mata pelajaran dalam kurun waktu pelaporan (biasanya satu semester).
Untuk mendapatkan nilai akhir mata pelajaran tersebut, data kuantitatif langsung diolah, sedangkan untuk deskripsi, pendidik dapat memberikan penjelasan mengenai kompetensi yang sudah dikuasai peserta didik, mana kompetensi yang belum dikuasai, dan dapat ditambahkan tindak lanjut secara ringkas bila ada.
Penting untuk diperhatikan bahwa pendidik tidak mencampur penghitungan dari hasil asesmen formatif dan sumatif karena asesmen formatif dan sumatif memiliki fungsi yang berbeda. Asesmen formatif bertujuan untuk memberikan umpan balik pada proses sehingga asesmen formatif bukan menjadi penentu atau pembagi untuk nilai akhir.
Dalam mengolah dan menentukan hasil akhir asesmen sumatif, pendidik perlu membagi asesmennya ke dalam beberapa kegiatan asesmen sumatif agar peserta didik dapat menyelesaikan asesmen sumatifnya dalam kondisi yang optimal (tidak terburu-buru atau tidak terlalu padat). Untuk situasi ini, nilai akhir merupakan gabungan dari beberapa kegiatan asesmen tersebut.
Contoh Pengolahan Hasil Asesmen
1. Kuantitatif (Angka Pencapaian)
Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan pembelajaran dengan data kuantitatif (angka pencapaian)
- Misalnya dalam 1 semester ada 6 tujuan pembelajaran untuk mapel IPA, 7 tujuan pembelajaran untuk B. Indonesia, dan 5 tujuan pembelajaran untuk mapel Agama (contoh hanya 3 mapel, namun cara ini dapat berlaku untuk semua mapel)
- Asumsi: satuan pendidikan menggunakan rentang nilai untuk ketercapaian tujuan pembelajaran. Rentang ini bisa sama untuk setiap mapel atau berbeda, tergantung kesepakatan para pendidik di satuan pendidikan.
- Ketuntasan ditentukan untuk setiap tujuan pembelajaran, bukan hasil akhir pengolahan nilai sumatif per mata pelajaran. Ketidaktuntasan ditandai (*) di tujuan pembelajaran tertentu saja. Hal ini bertujuan untuk mengkomunikasikan kepada orang tua dan peserta didik tentang tujuan pembelajaran mana yang belum dituntaskan oleh peserta didik.
Contoh:
Para pendidik menyepakati bahwa rentang nilai 0-55 belum mencapai ketuntasan dan 56-100 sudah mencapai ketuntasan.
- Nama Peserta Didik : Didi
- Kelas/Fase : 7/C
No | Mata Pelajaran | TP 1 | TP 2 | TP 3 | Tp 4 | TP 5 | TP 6 | TP 7 | Hasil AKhir |
1 | Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) | 55* | 75 | 90 | 83 | 75.75 | |||
2 | Bahasa Indonesia | 67 | 85 | 53* | 68 | 90 | 55* | 88 | |
3 | Agama | 80 | 60 | 60 | 87 |
2. Kualitatif (skala dengan deskriptor)
Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan pembelajaran dengan data kualitatif (skala dengan deskriptor)
- a. Perlu bimbingan: peserta didik masih kesulitan dan sangat bergantung pada bimbingan dalam mencapai tujuan pembelajaran dan belum siap memasuki pembelajaran lebih lanjut. Perlu direkomendasikan untuk menguatkan tujuan pembelajaran dengan mengikuti remedial
- b. Cukup: peserta didik masih kesulitan dalam mencapai sebagian tujuan pembelajaran dan perlu menguatkan tujuan pembelajaran yang dipelajari sebelum mengikuti pembelajaran selanjutnya dengan penekanan pada aspek-aspek yang belum dikuasai
- c. Baik: peserta didik sudah menuntaskan sebagian besar indikator tujuan pembelajaran dan perlu siap mengikuti pembelajaran selanjutnya
- d. Sangat baik: peserta didik mengikuti pembelajaran selanjutnya dan dilibatkan diberikan pengayaan atau tantangan lebih
- Nama Peserta Didik : Didi
- Kelas/Fase : 7/C
Tujuan Pembelajaran | 1 | 2 | 3 | 4 |
---|---|---|---|---|
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) | v | |||
Tujuan Pembelajaran 1 | v | |||
Tujuan Pembelajaran 2 | v | |||
Tujuan Pembelajaran 3 | ||||
Bahasa Indonesia | ||||
Tujuan Pembelajaran 1 | v | |||
Tujuan Pembelajaran 2 | v | |||
Tujuan Pembelajaran 3 | v | |||
(mata Pelajaran Lainnya) | ||||
Tujuan Pembelajaran 1 | v | |||
Tujuan Pembelajaran 2 | v | |||
Tujuan Pembelajaran 3 | v | |||
Tanda centang diberikan sesuai dengan rubrik ketercapaian yang ada pada masing-masing tujuan pembelajaran
Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria ini bukan berupa angka, melainkan kalimat yang menjelaskan penguasaan kompetensi pada tujuan pembelajaran. Misalnya, “Peserta didik menguasai semua indikator tanpa banyak menghadapi kesulitan.”
Pengolahan hasil asesmen kurikulum merdeka dengan menggunakan data kuantitatif tidak berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Penilaian kualitatif per tujuan pembelajaran sehingga bisa terditeksi tingkat ketercapaiannya menjadi nilai akhir.
Sedangkan Pengolahan hasil asesmen kurikulum merdeka menggunakan data kualitatif, pendidik perlu menyiapkan rubrik yang menjelaskan ketercapaian setiap tujuan pembelajaran sehingga menjadi nilai akhir. Penggunaan skala tidak menggunakan skala linkert yang terdiri dari 1 sd 5. Contoh di atas menggunakan skala 1 sd 4.
Asesmen Formatif
Contoh asesmen formatif dengan teknik observasi
- Tujuan pembelajaran yang diukur :
- Mengukur panjang dengan satuan baku
- Asesmen formatif :
- Observasi pengukuran benda dengan menggunakan penggaris
- Instrumen :
- Lembar observasi pengukuran benda di sekitarku
Lembar observasi kegiatan Pengukuran Benda di Sekitarku
Nama Peserta Didik :
Tanggal Pengamatan
No | Aspek yang diamati TP Matematika | Teramati | Tidak Teramati |
---|---|---|---|
1 | Dapat menggunakan alat ukur yang sesuai secara mandiri | ||
2 | Mampu mengidentifikasi ukuran benda berdasarkan hasil pengukuran | ||
3 | Menuangkan hasil pengukuran dalam lembar kerja | ||
Dengan menggunakan lembar observasi tersebut, pendidik dapat memantau perkembangan dan memberikan umpan balik.
Misalnya, untuk peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran, diberikan umpan balik seketika dengan memberikan motivasi dan informasi tambahan atau memberikan arahan secara bertahap.
Untuk peserta yang telah mencapai atau melebihi pencapaian, dapat diberikan apresiasi atau tantangan pembelajaran yang lebih tinggi.
Namun demikian, pendidik dapat memberikan umpan balik lain di luar tujuan pembelajaran yang membangun peserta didik secara utuh, bisa perilaku maupun kompetensi lain di luar mapel yang disasar.
Contoh asesmen formatif dengan rubrik
- Penilaian Kinerja : “Ayo Ukur Tinggi Badan Temanmu”
- Tujuan pembelajaran : Mengukur tinggi badan dengan menggunakan satuan baku (cm)
- Instrumen : Rubrik penilaian kinerja pengukuran tinggi badan dengan satuan baku
Indikator | Skor 1 | Skor 2 | Skor 3 | Skor 4 |
---|---|---|---|---|
Melakukan pengukuran | Kesulitan untuk memilih dan menggunakan alat ukur | Dapat memilih alat ukur yang sesuai, namun masih kesulitan dalam menggunakan alat ukur | Dapat memilih alat ukur yang sesuai, namun masih kesulitan dalam mengukur beberapa objek dengan bentuk yang sulit | Dapat memilih dan menggunakan alat ukur secara mandiri |
Hasil Pengukuran | Kesulitan mengidentifikasi hasil pengukuran | Hasil pengukuran sebagian besar belum akurat | Hasil pengukuran sebagian kecil belum akurat (untuk objek-objek dengan bentuk yang sulit) | Dapat mengidentifikasi hasil pengukuran secara akurat |
Pendidik menggunakan rubrik untuk mengukur ketercapaian peserta didik. Karena asesmen ini merupakan asesmen formatif sehingga rubrik ini penggunaannya untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik.
Pendidik juga dapat memberikan rubrik ini sebagai asesmen diri dan mengajak peserta didik untuk merefleksikan prosesnya.
Pendidik dapat memberikan umpan balik sesuai dengan kesulitan yang diamati. Peserta didik juga dapat diajak berdiskusi tentang apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki prosesnya.
Pendidik dapat memberikan rekomendasi yang perlu peserta didik lakukan untuk dapat meningkatkan skornya. Bagi peserta didik yang sudah terlatih, mereka dapat menilai diri dan menentukan langkah tindak lanjut atau tantangan lebih